Monday, May 13, 2013

Sayonara Subang


12 May 2013  
Subang hari ini dihiasi rinai hujan yang membuat kota ini sejuk serupa hawa di puncak, sangat kontras dengan ingatanku ketika menghabiskan 5 minggu disini ; Subang yang panas, menyengat dan berdebu. Notabenya Subang memiliki wilayah yang cukup dingin namun itu di daerah Ciater sedang tempatku adalah di daerah Ciereng yang g' ada dingin-dinginnya sama sekali -_-". Kota ini mungkin hanya sebuah persinggahan sebentar yang pernah aku cium aromanya lantas menguap, namun  disini aku belajar tentang sejatinya keramah tamahan khas Sunda, dan senyum semangat paramedisnya yang berdedikasi serta bertemu dengan salah seorang konsulen terbaik yang pernah kukenal ; dr “Y” SpM. Beliau mengajar dengan hati, dengan keikhlasan dan dengan kesederhanaannya yang mempesona. Untuk seorang spesialis penampilan beliau sungguh sederhana dalam artian sebenarnya (Beliau masih sering berkendara dengan transportasi umum dan menggunakan Hp tempo doeloe), walaupun sebetulnya beliau bisa jauh lebih dari itu. Hebatnya dibalik itu tersimpan kecakapan intelektualitas yang jauh dari kata sederhana. Sosok kharismatik ini layak dijadikan panutan khususnya bagi rekan sejawat yang masih PD 'petantang-petenteng' dengan fasilitas serba mewah dari mama papah. ~It's time to say goodbye... Sayonara kota Nenas... See U latter... Insya Allah...~




NB : Rute Subang-Bandung menyajikan pemandangan alam yang sungguh memikat, kita akan dimanjakan dengan pemandangan alami perkebunan teh, hutan (tempat syuting Petualangan Sherina) dan pegunungan di Lembang... Selain itu jika beruntung mekarnya bunga warna warni berwarna orange (g’ tau nama pohonnya apa ya???) bisalah bersaing dengan sakuranya Jepang akan membuat mata enggan berkedip. :)

Thursday, May 02, 2013

Last But Not The Least


"Jangan terlampau mencintai pertemuan karena kelak kau akan menangisi perpisahan dan jangan pernah mengutuk perpisahan, itu sama dengan kau menyesali pertemuan". Sepertinya kalimat ini ada benarnya. Sejatinya pertemuan memang sepaket dengan perpisahan. Entah sudah berapa kali kita mengalami scene kikuknya sebuah perkenalan awal dan haru biru scene perpisahan. Hari ini akupun melewati scene itu, tapi tanpa haru biru. Bukannya pertemuan kami tanpa makna, hanya saja rasanya 5 minggu tak cukup erat melekatkan kami. Kami mungkin masilah pribadi yang sama seperti 5 minggu yang lalu hanya saja kami sudah saling mengenal nama. Apalah arti sebuah nama? Tentu saja ada. Nama mereka seyogyanya akan tetap menjadi seseorang yang pernah kukenal, setidaknya kami pernah menyeruput ilmu dari cangkir yang sama. Dan sekali lagi perpisahan pada hakekatnya bukanlah sebuah akhir, namun awal. Awal dari sebuah perjumpaan-perjumpaan lain. Mungkin saja ada cakrawala cinta dipertemuan lain yang tercipta esok hari, semoga!


Wednesday, May 01, 2013

Dunia; Sebuah Pilihan


Aku dunia yang hidup pada dunia

Begitu juga kau, kalian

Tapi ternyata mawar tak tumbuh disana

Merahnya tersaput debu

Dan matahari itu bak raja yang bertahta



Aku dunia yang hidup pada dunia

Begitu juga kau, kalian

Tapi ternyata aku terusir dari setiap kau, setiap kalian

Aku terlalu langit karena aku tak siap disaput debu, kata kalian



Tapi aku dunia, percayalah

Aku hanya tak sepakat  pada hanya dunia

(Kutipan Diary Minni)

Manusia terlahir dengan hati sebening embun, seputih salju, tanpa noda setitikpun, begitulah fitrahnya. Namun polusi dunia mengkontaminasi hati itu. Berapa banyak gadis yang dahulu memiliki binar keceriaan, kini menerawang masa depannya yang kian buram?. Dulu ia mungkin si gadis berkepang dua yang setiap hari menyenandungkan nyanyian khas anak-anak, semisal ”Bintang kecil dilangit yang biru.. amat banyak menghias angkasaaaaa” sambil menatap bintang yang tak lelah menyanding malam (langit malam perasaan gelap deh.. kok di syair warnanya biru y??:p).  Gadis itu sendu, meski sesekali tertawa namun tatap matanya tak bisa menipu. Memang membingungkan, tapi ialah yang kehilangan fitrah.


Masa muda ternyata begitu melenakan, bagi dia yang terlampau lugu. Semua seolah berlomba mengikuti figur yang dipujanya, tanpa berpikir dampaknya dimasa depan. Dan aku tak mau itu, karenanya izinkan aku menjadi pemberontak sejati. Meski dicap berbeda oleh mereka, dicibir sok suci atau apalah, tak mengapa. Sekali lagi hidup itu pilihan. Langkah hari ini biarlah tetap kutempuh meski terkadang lelah menyergap.  Lelah adalah bagian dari perjalanan, masih banyak tikungan yang lebih terjal dari ini. Membasuh niat agar tetap putih harus tetap dilakukan. Sebab debu iri, riya dan sifat tercela lainnya ada dimana-mana dan siap hinggap mengotori hati.


# Epilog ...Dia masih gadis klasik yang menanti cintanya. Ia hanya berpegang pada janji-Nya“Wanita yang baik adalah untuk lelaki yang baik. Lelaki yang baik untuk wanita yang baik pula (begitu pula sebaliknya). Bagi mereka ampunan dan reski yang melimpah (yaitu : Surga)” (Qs. An Nuur (24) : 26)...


Created : 18 Desember 2011