Sunday, December 14, 2014

Sesederhana Kata

Bisakah aku minta kau berhenti mengirimkanku isyarat yang tak mampu kupahami..?
Berhentilah membuatku berasumsi, dan meninggalkan kata tanya..
Kita tak lagi sedang berlomba siapa yang terbaik memberikan kode, atau sandi..
Kau tahu, aku sungguh tak peka soal itu..

Hei, terkadang masalah perasaan hanya sesederhana kata..
Cukup ucapkan yang kau rasakan..
Percayalah tak pernah ada yang lebih sejati membingkai hati,
Dari sebuah kata yang keluar dari mulutmu sendiri..

Palembang, Desember 2014

Thursday, May 08, 2014

Love Just Is

Sis, pacarnya siapa??
G ada mba...
Kok bisa? Alaah, Kamu bohong kan??
Beneran g ada mba...
Hmmp.. kamu terlalu milih-milih mungkin?
Loh, bukannya kita harus memilih ya? Wajib malah, kudu milih imam, plus calon ayah terbaik untuk anak kita kelak kan?
...Kalo dilanjutkan ceritanya bakal panjaaaaang x lebar x tinggi x_x

Dulu, dulu sekali aku beranggapan pacaran adalah fase wajib yang harus dilewati setiap insan sebelum memasuki gerbang pernikahan. Maklum dikeluargaku tak pernah terpampang spanduk larangan berpacaran. Seingatku diusia 14 tahun mama mulai meledekku dan bertanya soal siapa pacarku saat itu. Sayangnya pertanyaan tadi hingga detik ini tak kunjung melahirkan jawaban,-(Di-skip mams, langsung nyodorin nama calon boleh? Hehe)
Masih memilih setia dengan kesendirian diusia seperempat abad, diakui kerap menjadi sasaran empuk pertanyaan. What’s wrong baby?? Kamu sih banyakan milih..,standartnya “ketinggian” kali, atau mungkin kamu punya trauma masa lalu ya?, itulah yang terlintas dibenak mereka yang tak paham.. (Punya trauma masa lalu? Wong punya pengalaman aja ndak ada, piye toh??). Hari gini g pernah pacaran? Apa kata dunia? Segelintir orang seolah tak percaya ketika tahu aku tak pernah pacaran. Lain halnya mungkin kalo yang bilang tampangnya meyakinkan; tipikal akhwat banget gitu, pasti tanggapannya beda. Aku tak terdaftar sebagai anggota dikajian manapun, jilbabpun terulur seadanya, aktivitas ibadah harian? standar bangetlah. Percayalah, pilihan tetap sendiri (baca; Single) tidaklah lahir secara prematur, butuh proses yang sedemikian panjang hingga sampai pada simpulan bahwa sendiripun anggun.
#Kutipan dari selembar catatan usang...
Kembali dihinggapi virus merah jambu itu sungguh tidak nyaman. Aku benci jantungku yang tiba-tiba berdebar, benci dengan rasa aneh yang tiba-tiba menginvasi alam bawah sadarku. Jikalau bisa memilih aku tak ingin tahu tentang dia, tak ingin terpesona akhlaknya dan hanyut oleh tatap matanya yang teduh. Pernah suatu ketika aku dengan bangga begumam “sepertinya aku sudah tak lagi memikirkannya”, namun hanya dengan satu sapaan singkat saja, dia berhasil memporak-porandakan pondasi yang baru kubangun. Sebegitu lemahnya pertahanku ya Allah.
Heii ingat, hidupmu tak hanya perkara hati... ada banyak perkara lain yang juga meremas hati. Selama jantung berdetak selama itu pula masalah akan datang silih berganti. Feedbacknya mungkin membuatmu tambah kuat, melemahkanmu, atau membuatmu hancur, itu pilihan. Sepertinya hidup memang kerap hadir dengan pilihan penuh warna, tanpa pernah bisa ditebak warna apa yang membawa pada birunya cakrawala atau pekatnya langit malam. Sembari menunggu, perlahan aku harus bergegas bangkit. Menerima bahwa rasa itu misteri. Semakin dikuak semakin sakit rasanya. Mungkin inilah jalan terjal yang harus kulewati, sebelum bertemu dengan dia yang tercipta untukku.. mungkin? ~end note#
Jatuh cinta jelaslah cobaan maha berat bagi yang belum menikah, khususnya untuk para ladies (Akhwat). Why?? karena kami dilamar, bukan melamar -_-!”, Oke bunda Khadijah dikisahkan adalah yang duluan berinisiatif melamar baginda Rasulullah, namun ini tak lantas membuat kami PD untuk mengambil jalan yang sama (Ambil kacaaaa... lantas sedih, jauh bener sama beliau!! T_T). Belum lagi harus menerima kenyataan bahwa pria yang mendekat bukanlah yang diincar?? Atau ketika cinta dipaksa bertepuk tepuk alias bertepuk sebelah tangan? Oh my oh my.. sedih niaaan :/. Jadi jika ada yang bertanya atau memandang aneh dia yang mendelete pacaran dari kamusnya, mohon segera istigfar seraya menghilangkan tatapan takjub bercampur prihatin (Seolah baru bertemu sesosok spesies langka yang dilindungi). Tidak mudah menjaga izzah, ditengah gempuran budaya barat yang berlomba masuk seolah tanpa filter. Meski ada bermacam alasan orang yang tak pernah pacaran (*termasuk gak laku-laku mungkin?;P), jelas pilihan tsb bukanlah hal yang mudah djalani. Mengendalikan pengaruh hormonal yang melonjak seiring bertambahnya umur itu, butuh perjuangan ekstra kawan. Jadi ingat slogan provokatif; “Yang Muda Yang Bercinta” -_-.
Ketika seseorang jatuh cinta, si dia secara absolut menjadi pusat kehidupan kita. Akal dan logika seolah lumpuh, atas nama cinta. Perasaan mistis ini bisa dijelaskan dengan perantara zat-zat kimia yang dikeluarkan oleh otak kita. Memang sih, kedengarannya nggak romantis banget, tapi otak adalah tempat bercokolnya semua perasaan dan emosi. Otaklah yang mengirimkan sinyal ke tubuh, dan membuat kita merasakan pahit manisnya “jatuh cinta”.
      Berdasarkan penelitian, ada sebuah senyawa yang diinisiasi dalam tubuh manusia saat seseorang tengah jatuh cinta. Senyawa ini bisa menjadi salah satu faktor dalam keharmonisan rumah tangga dan kebahagiaan hidup. salah satu senyawanya bernama phenilethylamine. Ketika kita jatuh cinta, maka senyawa ini akan terinisiasi sehingga menimbulkan hipotesis ‘Dunia milik berdua, yang lain ngekos’ atau ‘tahi kambing rasa coklat’... Hiiiy sereeem >,<. Sayangnya senyawa ini jika dieksploitasi terus menerus perlahan akan menipis, dan semakin “kebal” dengan prekusornya, lantas lama kelamaan resisten deh. Konon kabarnya, hormon ini hanya bertahan 4 tahun setelah pernikahan. Hah?! masa sih dah memperjuangkan cinta sedemikian heroik, kadar cinta kami cuma 4 bernilai tahun??!!. Tentu saja banyak kalangan yang tak percaya prediksi umur cinta yang diramalkan ‘mati muda’ ini. Aku pribadi lebih prefer pada hipotesa lain yang menyebutkan; Cinta itu adalah sebentuk energi, dan energi itu bersifat kekal (Sesuai hukum termodinamika 1). Intinya hukum itu menyebutkan bahwa energi tidak akan hilang ditelan waktu, energi hanya berubah wujud ke bentuk lain. Dibukunya salah satu penulis favoritku, mba Asma Nadia pernah menuliskan hal yang intinya kurang lebih sama; perihal cinta yang yang tak akan selamanya “membara”, perlahan cinta akan bertransformasi menjadi rasa yang berbeda, menjadi rasa yang lebih kompleks dari sekerdar hanya cinta. Beliau juga memberi petuah; Cinta bukanlah mencari pasangan yang sempurna, tapi menerima pasangan kita dengan sempurna.*So sweet.. (Wajib baca; Sakinah Bersamamu).
Selain itu ada juga hormon-hormon lain yang bertanggung jawab ketika lagi falling in love yaitu; Feromon, ini dia biang keladi kenapa kita bisa naksir, melamun dan membayangkan dia terus. Selanjutnya ada Vasopressin, “you know you are the only one”, Nih dia yang ngatur kenapa kita bisa setia pada satu orang. Eksperimen yang dilakukan pada tikus menunjukkan, kekurangan hormon ini bisa memicu perilaku poligami atau gonta-ganti pasangan (uuw tatuuuut >,<). Kemudian si Oksitosin, dia yang bikin kita ngidam sama doi, maksudnya bentar-bentar pengen liat muka sang pujaan hati.. hehe. Bawaannya kangeeeen mulu. Disamping peranan hormon, terdapat juga zat-zat kimia yang menjelaskan tingkah aneh ketika virus merah jambu menyapa. Zat-zat kimia ini berjalan ke bagian-bagian dari otak yang mengatur emosi dan memori: Dopamine; inilah si pencetus kalimat I love you full!! Semalaman jadi susah tidur, mikirin hal-hal serba so sweet. Karena dopamine juga, selera makan raib, meski sebetulnya lapar dan perutmu kosong, kamu tetap kalem. Dopamine ini juga yang bikin semangat terus, kayaknya bisa melakukan apapun yang kita mau. Kata-kata “I miss you like craizy” kayaknya beneran deh!. Serotonin; Kurangnya zat ini di otaklah yang jadi sebab kenapa kamu merasa terobsesi sama si dia yang ditaksir *Aku mau makan, kuingat kamu, mau tidur kuingat kamu...(Ingat kamu by Maia)- Kadar serotonin yang rendah bisa bikin kamu jadi sering mikirin si dia, curi-curi pandang kearahnya dan ’kepoin sosmednya juga jadi kegiatan sehari-harimu. Wait, jika kamu mengalami sindrom diatas, jangan buru-buru periksa ke dokter, itu mungkin hanyalah respon alamiah dari turunnya kadar serotonin. Oksitosin; hormon ini bikin pasangan kasmaran bawaannya pengen nempel terus kayak perangko... *Modus minta dipaketin ke KUA nih?
Karena dalam Islam tidak mengenal pacaran qabla nikah, maka ba’da nikah hormon-hormon cinta di atas akan bekerja sempurna. Kalau saat pacaran pun bersentuhan dengan lawan jenis saja dilarang, maka pasca nikah aktivitas yang diharamkan tadi akan menuai pahala (amalan juga dinilai full, makanya menikah juga disebut menggenapkan separuh dien), bahkan keduanya turut didoakan para malaikat. Setelah fase fluktuasi hormon selama 3-4 tahun, cinta secara bertahap akan naik kelas ke fase selanjutnya, yakni fase Sakinah, Mawaddah, Warahmah.. mantap kan?
Mengenal islam lebih dekat membuatku mengenal satu langkah awal menjemput jodoh yang diridhai-Nya. Islam mengajarkan tentang batasan-batasan dalam pergaulan yang menjauhkan kita dari fitnah. Ada sebuah nilai keberkahan yang didapatkan orang-orang yang memulai kebaikan itu dengan kebaikan pula. Memulai proses menikah dengan sesuatu yang baik, sesuai tutntunan-Nya, tidak pacaran, dan tetap menjaga hijabnya. Selebihnya tinggal memperkuat doa semoga Allah memudahkan langkah kita dalam menempuh sunnahnya, dan mempercepatnya. Aamin :)

#Kutipan nasehat indah Jamil Azzaini untuk anaknya yang juga tengah jatuh cinta, kuhidangkan sebagai makan penutup diperjumpaan kali ini,  Bon appetit...  ^_^

Anakku, saat kau jatuh cinta, kau tetap tak boleh pacaran. Biarkan kau tetap terbungkus rapi dan kulit lembutmu hanya boleh disentuh oleh suamimu. Ketahuilah bila kau jatuh cinta dengan seseorang, belum tentu itu jodohmu. Maka tetap mintalah kepada yang Maha Tahu untuk diberi jodoh terbaik bagimu.
Ketahuilah, wanita yang hebat itu yang menyayangi anak-anaknya dan itu dibuktikan dengan mencarikan ayah yg tepat buat anaknya. Ayahmu ini berharap, kau termasuk di dalamnya. Anakku, apa yg kau harapkan belum tentu kau dapatkan. Ingatlah rencana Allah adalah rencana terbaik dibandingkan rencana terbaik seluruh penduduk bumi sekalipun.
Agar kau diberi “pangeran” terbaik tugasmu hanya memantaskan diri dan minta kepada Allah. Semakin kau sering mengadu dan dekat kepada Allah maka Dia akan mengirimkan “pangeran” terbaik untukmu. Jangan ragu, Dialah yang Maha Tahu jodoh terbaikmu. Bila sebelum Subuh kau selalu menangis kepada-Nya, tak mungkin Dia tega memberi “pangeran” yang tak bermutu kepadamu.
Walau kau jatuh cinta, jangan serahkan hatimu kepada lelaki itu, karena boleh jadi menurut Allah dia bukan “pangeranmu”. Tetaplah serahkan hatimu kepada Allah dan setelah Allah kirim “pangeran” kepadamu, baru serahkan hatimu kepada “pangeran” itu. Air matamu di hadapan Allah dan kesabaranmulah yang membuat Allah mengirimkan “pangeran” terbaik untukmu.
Bukti bahwa kau wanita hebat, kau tetap lebih sering mengingat Allah dibandingkan lelaki yang kau jatuh cintai. Bila Allah yang dihatimu, Dia akan kirimkan “pangeran” original kepadamu. Namun bila kau menjauh, Allah akan kirim pangeran KW-3 bahkan mungkin KW-10 kepadamu. Dan itu akan menyiksa hidupmu dan berkuranglah rasa banggaku kepadamu.
Anakku, lelaki yang cocok buat anak-anakmu adalah yang berani datang menemui ayahmu untuk melamarmu dan bukan yang pandai memainkan perasaanmu. Percuma bila ada lelaki yang kau cintai tetapi dia tak punya nyali bertemu dengan ayahmu. Saat ini ayahmu hanya bisa berdoa agar Allah mengirimkan “pangeran” terbaik untukmu. Dan semoga yang dikirim oleh Allah adalah lelaki yang telah membuat kau jatuh cinta.
Terakhir, Ingatlah selalu kebiasaan di keluarga kita: Allah dulu, Allah lagi dan Allah terus. Semoga kau menjadi kekasih Allah sehingga kau dikirimi kekasih terbaik menurut Allah dan juga menurutmu. Anakku, bapak percaya padamu dan sepenuh hati mencintaimu…#
------------------------------------OoO-----------------------------------------
”Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (Qur'an; Al Hujuraat ayat 13)”

; Untukku, untukmu yang menunggu untuk ditemukan :)

Friday, May 02, 2014

Apa Kabar Dunia?

Hai, hai, hai..

Cukup lama rasanya aku tak menuangkan tulisan-tulisan abstrakku di blog ini, entah ada yang baca apa tidak (I don't care), namun ada kelegaan yang berbeda tatkala aku memposting isi otakku melalui media ini. Apa kabar dunia?? Tetep asyiiik!!:D. Duniaku berputar temans, dan pastinya berubah. Saat ini aku menapaki kehidupan baru dikota yang baru, Palembang. Sebuah tanah asing, yang tak pernah kubayangkan sebelumnya. Awalnya masa adaptasi kuakui cukup membuatku frustasi. Seperti biasa, adaptasi adalah masa paling sulit, namun mungkin yang akan paling dikenang. Saat sedih, menerima nasib terdampar sendiri dikota asing ini aku hanya banyak-banyak membaca. Membaca memberiku kekuatan, untuk yakin pada firman Tuhan yang berjanji tak akan pernah menguji hambanya, diluar kesanggupannya. Ujian itu ada sebagai media pembuktian, sungguh-sungguhkah kita meyakini firmanNya?. 

"Semakin lama aku semakin terbiasa, makin suka, lantas jatuh cinta dengan kota ini," doaku selalu.

Disini aku menemukan pengganti sahabatku yang hilang (maklum saja, kami terpencar diberbagai daerah yang berbeda). Aku dibuat 'meleleh' dengan kebaikan-kebaikan mereka yang baru kutemui. Siapa sangka mereka mengulurkan tangan tanpa kuminta, memberi tawaran persahabatan tanpa pamrih. Terlalu jumawa jika aku melabeli "aku survive", namun kupercaya, sesungguhnya Allah itu dekat. Beliau tak pernah meninggalkanku sendiri, membuatku berlama-lama terasing ditempat asing ini. Kini, sebuah lembar perjalanan kembali terbuka, lembar bak kanvas putih yang menunggu dicoret, diwarnai, dan dipajang dengan bangga ketika masanya tiba. Pasti!.
-Melukis jejak di Pulau Saronde Gorontalo (dok pribadi)-


Palembang, 2 Mei 2014

# Puisi 5

Gamang

Gamang,
Ada satu nama yang bersemayam
Aku memimpikannya, untuk sebuah ikatan sakral
Siapa yang bisa menolak, ketika panggilan itu datang?

Namun gamang,
Mungkin usia bukanlah pembilang kedewasaan sejati
Mungkin kenyataanlah yang membolak-balikkan logika
Untuk sebuah mahligai yang kuimpikan
Aku menatapnya jauh
Entah menunggu siapa dan sampai kapan

Gamang,
Untukmu yang kukirimi isyarat
Biarlah angin yang menghembuskan doaku
Mungkinkah doaku menembus langit?
Ataukah telah sampai kepadamu?
-Suatu petang di Pentadio Resort Gorontalo (dok pribadi)-



Palembang, 2 Mei 2014