Thursday, March 28, 2013

Review Puisi



Sebuah puisi yang unik, singkat namun diikat seutas makna yang kuat. Aku pertama kali membacanya di buku kumpulan puisi pernikahan karya guru SMA-ku sesaat sebelum melangsungkan pernikahan (Suvenir pernikahannya adalah sebuah buku  yang berisi kumpulan puisi bertema cinta yang ditulis keduanya... Romantis pisan euy :). Beliau mencantumkan puisi ini sebagai pembuka buku mungil itu. Seketika membacanya aku langsung terkesima, lalu menasbihkannya sebagai salah satu puisi favoritku. Padahal aku masih belum sepenuhnya paham artian puisi yang bertabur diksi cantik ini. 

Sejarah cinta memang selalu menarik untuk ditelisik. Cinta kayu kepada api yang akan membumi-hanguskannya.. atau cinta awan kepada hujan yang turun menepikannya? Sungguh deskripsi cinta yang menarik, sederhana namun tak biasa. Apakah ini sebuah analogi yg menyiratkan kemurnian cinta atau wujud kepasrahan si cinta itu sendiri?? Hmmp... agaknya ini cukup sulit untuk dijawab (Hayoo.. Sapa yg mau jawab?? ngacung..!:D) 

Aku pribadi lebih suka memaknai puisi ini dengan sederhana ‘seperti pilihan kata yang dipakai sang penulis’. Karena cinta memang demikian, tak harus dinarasikan panjang lebar dengan penokohan kompleks bak kisah Romeo & Juliet. Ia lahir dari sebuah relung tanpa nama dan bertumbuh pada setiap hati yang mengagumi pesonanya.

Ditulis : 23/03/2012

Doa hari ini#1


"Ya Allah, aku memohon kepada-Mu atas kecintaan-Mu dan kecintaan orang-orang yang Kau cintai dan aku memohon kepada-Mu atas amal yang menyampaikan aku kehadapan-Mu karena cinta-Mu. Ya Allah, jadikanlah cintaku pada-Mu lebih aku cintai daripada cinta pada diriku sendiri, keluargaku bahkan air yang sejuk (ketika aku sedang kehausan)” ( HR Tirmidzi).

Follow Your Heart


Apa yang terlintas dibenakmu ketika melihat para pengemis yang betebaran diruas jalan-jalan utama di berbagai kota besar ex: Jakarta? Miris pastinya menyaksikan saudara sebangsa dan setanah air yang masih menggantungkan hidupnya dijalanan walau lahir di negri yg konon kaya raya ini. Pertama kalinya ku melihat fenomena ini seingatku a/ di Makassar, waktu itu aku tengah berkendara bersama pacar Kokoku. Terang saja aku tersentuh melihat anak-anak seusia adikku dengan tampang memelas meminta welas asih pengendara yang melintas. Aku lantas bersiap mengambil beberapa lembar ribuan dan bersiap membuka kaca mobil, tapi urung karena dicegah o/ siempunya mobil. Setelah kutanya, alasannya karena anak-anak itu hanyalah boneka yang dimanfaatkan o/ sekelompok orang yang malas dan tidak bertanggung jawab u/ mengumpulkan rupiah. Beberapa waktu kemudian aku menonton tayangan investigasi yang meliput sindikat yang memakai jasa anak-anak kecil yg seyogyanya menghabiskan harinya dengan belajar dan bermain.

Lalu bagaimana sebaiknya kita bersikap melihat fenomena yang o/ pemerintah tak kunjung  bisa diatasi ini? Seperti memakan buah simalakama menurutku. Hati kecil kita pasti takkan tega melihat mata polos bocah tak berdosa itu, juga takkan mampu menapik sedih tatkala melihat bayi-bayi malnutrisi yg di gendong ibu (entah ibunya atau bukan??) yang tak lagi muda itu. Disisi lain kita tentu tak mau hal ini akan mengukuhkan eksistensi pekerja jalanan ini dan memicu mereka mengabaikan mimpi  mendamba masa depan yang lebih baik. Menimbang baik buruknya aku lalu enggan u/ memberi, sampai kejadian 2 hari lalu yg kembali merubah presepsiku ttg hal ini.

Mama mengajarkanku u/ lebih peduli terhadap mereka. Terlepas dari ihwal mengapa mereka melakukan ”pekerjaan” itu, tetapi yang jelas mereka a/ orang-orang yang patut dibantu. Bayangkan betapa lelahnya berjemur seharian dijalanan yg berhias sampah, debu dan polusi. Jika seaindainya kita diposisi itu, apa yg kita harapkan?? Diberi atau diacuhkan? Pilihan kini ada pada pribadi kamu masing-masing… Just follow your heart ^_^

Ditulis : 18/05/2012

# Puisi 1

Bilakah


Bilakah kamu esokku
Kamulah yang pertama untuk kuajak bercerita
Tentang bait-bait mimpi yang enggan kubagi
Kamulah tempat pertamaku bersandar
Disaat sisi tegarku melemah dan sisi rapuhku hadir

Bilakah aku esokmu
Izinkan aku menjadi tamengmu
Disaat dunia tak sedang  bersahabat
Sedang mereka enggan mendengar keluhmu
Izinkan aku memasuki  ruang-ruang gelap
Yang pernah kau kunci rapat-rapat
Lalu buat seolah tak pernah ada

Bilakah esok menjelang
Aku hanya ingin berbincang
Dengan bahasa yang telah diajarkan Tuhan kepadaku
Untuk mencintaimu dengan semua yang melekat padamu
Sesederhana kamu meyakini dan percaya
Akulah esok  yang dihadiahkan-Nya untukmu

 Created : 6/10/2012

Romantisme Rasa

Romantisme rasa.. romantisme kata... aku menyukainya. Apakah aku romantis? Entalahlah romantisme bagiku seperti misteri yang membuat hati bergetar, senyum terkembang bahkan mata berkaca. Ia rumit sekaligus sederhana, ia pemberontak namun anggun. Dualisme yang abu-abu.. tapi itulah yang membuatnya selalu dicintai.

More Than Sky

(Nemu dari FBnya Yuri-kun ^_^)