Thursday, March 28, 2013

Review Puisi



Sebuah puisi yang unik, singkat namun diikat seutas makna yang kuat. Aku pertama kali membacanya di buku kumpulan puisi pernikahan karya guru SMA-ku sesaat sebelum melangsungkan pernikahan (Suvenir pernikahannya adalah sebuah buku  yang berisi kumpulan puisi bertema cinta yang ditulis keduanya... Romantis pisan euy :). Beliau mencantumkan puisi ini sebagai pembuka buku mungil itu. Seketika membacanya aku langsung terkesima, lalu menasbihkannya sebagai salah satu puisi favoritku. Padahal aku masih belum sepenuhnya paham artian puisi yang bertabur diksi cantik ini. 

Sejarah cinta memang selalu menarik untuk ditelisik. Cinta kayu kepada api yang akan membumi-hanguskannya.. atau cinta awan kepada hujan yang turun menepikannya? Sungguh deskripsi cinta yang menarik, sederhana namun tak biasa. Apakah ini sebuah analogi yg menyiratkan kemurnian cinta atau wujud kepasrahan si cinta itu sendiri?? Hmmp... agaknya ini cukup sulit untuk dijawab (Hayoo.. Sapa yg mau jawab?? ngacung..!:D) 

Aku pribadi lebih suka memaknai puisi ini dengan sederhana ‘seperti pilihan kata yang dipakai sang penulis’. Karena cinta memang demikian, tak harus dinarasikan panjang lebar dengan penokohan kompleks bak kisah Romeo & Juliet. Ia lahir dari sebuah relung tanpa nama dan bertumbuh pada setiap hati yang mengagumi pesonanya.

Ditulis : 23/03/2012

No comments:

Post a Comment