Saturday, June 01, 2013

Refleksi; Hukum Sebab-Akibat

Karena bertanya tidak membuatmu berdosa, maka aku pun memberanikan diri bertanya sesuatu; tentang sebuah 'rahasia Tuhan'. Pernakah kamu berfikir kenapa Tuhan tidak menyegerakan sebuah sistem hukuman yang bernama “sebab-akibat”?. Sebab berbohong, akibatnya hidung bertambah panjang (baca; Pinokio). Sebab sombong, akibatnya dikutuk buruk rupa?(baca; Beauty and the beast). Sebab durhaka, akibatnya dikutuk menjadi batu (baca; Malin Kundang). Kalau ini berlaku bayangkan betapa banyak Pinokio, manusia berwajah monster, dan manusia batu yang bertebaran???. Hal ini mudah saja jika Beliau mengendaki. Tapi tidak, beliau tak melakukannya karena sebuah alasan sederhana; “Sayang”, itulah petanda kasih sayang Tuhan.

Tengoklah dunia per-"koas"an; jika membuat membuat konsulen tersinggung sedikit saja, tak main-main prognosa kelulusannya langsung divonis “ad malam”. Sedang jika membuat Tuhan tersinggung, meninggalkan perintahnya, menjalankan larangannya itu gimana prognosanya?.” Jawabannya mungkin beragam tapi miniminal “dubia” masih sangat mungkin. Percayalah selama hayat dikandung badan, selalu terbuka pintu untuk mengapai magfirah-Nya.

Tidak ada yang lebih menakjubkan dibandingkan menafakuri hakikat 'kasih sayang Allah'. Sungguh, kasih sayang-Nya menjangkau sudut-sudut gelap yang tidak dihuni cahaya sekalipun. Betapa banyak manusia yang hidup serba punya, tapi lalai mengingatnya barang sedetik?

Kita mudah jatuh hati pada orang yg terus menerus menebarkan kebaikan. Kita bisa jatuh hati pada orang yg terus menerus mengasihi kita. Pasti akan, hanya waktunya saja yang berbeda-beda. Ada hati yang sifatnya mudah meleleh (baca; tersentuh) dengan perhatian-perhatian kecil, ada pula yang baru luluh setelah dilimpahi kebaikan sekkian lama. Prinsipnya hati kita akan sejatinya tercipta mudah jatuh, jika dijejali pemberian.

Lantas, apakah kita tidak jatuh hati pada sang maha pemberi anugerah tak tara itu? Nikmat sehat, air, udara, jantung yang terus berdetak dan nikmat lainnya yg tak terhitung jumlahnya. Meski air dilautan dijadikan tinta untuk menulis kebaikan Tuhan pada kita, niscaya tak akan cukup. Juga apakah kita tidak jatuh hati pada yg Maha pengasih? Setiap hari diberikannya kita rizki untuk hidup, dilindunginya dari kesukaran, dituntun menuju terang dan seabreg bentuk kasih-Nya yang diam-diam diselipkannya ditiap detik yang membingkai siang dan malam.

Tentang jawabannya pastinya, biarlah hati kita yang mendefinisikan masing-masing. Simpulannya, mungkin karena Allah memberikan kita semua kesempatan untuk berubah. Allah menutup aib kita, menutup dusta kita, maksiat, kebiasaan buruk kita, agar kita semua memiliki kesempatan berubah. Namun jangan lupa jika sesungguhnya azab-Nya sangatlah pedih. Semoga kita termasuk orang-orang yang berfikir dan mendapat syafaat-Nya kelak dihari kemudian. Aamin.

#Serang, 1 Juni 2013

No comments:

Post a Comment