Friday, April 19, 2013

Imunitas itu Bernama Kegagalan


Siapa sih yang mau gagal dalam melewati sebuah ujian? Setelah bersusah payah usaha tapi hasilnya nihil, setelah berpeluh keringat tapi hasilnya nothing. Sisi egois manusia kita selalu menyukai kata sukses dan “membenci” kata gagal, entah dalam konteks apapun kegagalan selalu menjadi momok yang menakutan. Haruskah gagal selalu dikonotasikan  negatif?? Sayangnya penelitian memberikan arti yang berbeda. Kegagalan haruslah ada dalam ritme kehidupan kita. Dengan kata lain kudu masuk list agenda alur hidup kita. Ia ternyata bisa menjadi amunisi untuk menyokong kita pada kesuksesan yang lebih besar.

Gagal seharusnya tak dilihat dari kacamata harfiahnya, atau sisi negatifnya saja. Faktanya dibalik pahitnya kegagalan akan membentuk sebuah perisai yang bernama imunitas. Yup imunitas atau kekebalan tubuh lazimnya terbentuk misalnya setelah tubuh diserang oleh kelompok mikroorganisme tertentu. Hal ini akan menyebabkan munculnya respon imun yang melibatkan kinerja antigen. Produk akhirnya adalah terbentuknya antibodi yang kompeten untuk melawan serangan miroorganisme yang menginvasi tubuh kita tadi. Ok lets call it ; "Mental mechanism". Tubuh kita memang dirancang dengan piranti mekanisme ajaib yang melindunginya dari paparan kuman-kuman yang mengancam eksistensi kinerjanya. Lihatlah ade’ bayi kita yang begitu rentan terkena sakit, ini dikarenakan sistem imunitasnya belum kompeten. Sedangkan kita yang udah pernah lewatin ujian berbagai virus, bakteri dan kronimya meski terkena hujan badai paling banter besoknya kena flu... :D

Mental kitapun ternyata demikian, semakin sering ia di”uji” semakin kuat pertahananya. Seorang “guru” pernah menceritakan kisah pasien beliau yang melakukan “tentamen suicide” hanya karena tidak dilulus UMPTN, setelah ditelaah lebih lanjut si anak ternyata tidak pernah mengecap gagal sebelumnya. Saat sekolah ia selalu rangking 1, ditambah harapan orangtuanya yang terlalu besar membuat si anak merasa tertekan. Alhasil mentalnya yang ringkih langsung ambruk saat diterpa angin kegagalan yang bisa dibilang sepoi-sepoi itu (pengalaman pribadi... Gagal masuk FK saat tes PTN berkali-kali, toh masih banyak PTS menanti :)).

Semakin sering kita gagal, semakin pantas kita untuk berhasil. Tak perlu panjang lebar menceritakan banyaknya contoh orang-orang sukses setelah mengalami serangkaian kegagalan pahit dan sekelumit cobaan yang ngejelimet. Jadikanlah mereka sebagai penyemangat kita ketika dirundung gagal. Sekaranglah saatnya kita menambah daftar panjang mereka yang meraih sukses setelah gagal, sebab gagal adalah bagian utuh dari sebuah buku yang berjudul kesuksesan.  ^_^

No comments:

Post a Comment