Siapa sih yang mau gagal dalam
melewati sebuah ujian? Setelah bersusah payah usaha tapi hasilnya nihil,
setelah berpeluh keringat tapi hasilnya nothing. Sisi egois
manusia kita selalu menyukai kata sukses dan “membenci” kata gagal, entah dalam
konteks apapun kegagalan selalu menjadi momok yang menakutan. Haruskah gagal
selalu dikonotasikan negatif?? Sayangnya penelitian memberikan arti yang
berbeda. Kegagalan haruslah ada dalam ritme kehidupan kita. Dengan kata lain kudu
masuk list agenda alur hidup kita. Ia ternyata bisa menjadi amunisi untuk
menyokong kita pada kesuksesan yang lebih besar.
Gagal seharusnya tak dilihat dari
kacamata harfiahnya, atau sisi negatifnya saja. Faktanya dibalik pahitnya
kegagalan akan membentuk sebuah perisai yang bernama imunitas. Yup imunitas
atau kekebalan tubuh lazimnya terbentuk misalnya setelah tubuh diserang oleh
kelompok mikroorganisme tertentu. Hal ini akan menyebabkan munculnya respon
imun yang melibatkan kinerja antigen. Produk akhirnya adalah terbentuknya
antibodi yang kompeten untuk melawan serangan miroorganisme yang menginvasi
tubuh kita tadi. Ok lets call it ; "Mental mechanism". Tubuh kita memang dirancang dengan piranti mekanisme ajaib
yang melindunginya dari paparan kuman-kuman yang mengancam eksistensi
kinerjanya. Lihatlah ade’ bayi kita yang begitu rentan terkena sakit, ini
dikarenakan sistem imunitasnya belum kompeten. Sedangkan kita yang udah pernah
lewatin ujian berbagai virus, bakteri dan kronimya meski terkena hujan badai
paling banter besoknya kena flu... :D
Mental kitapun ternyata demikian,
semakin sering ia di”uji” semakin kuat pertahananya. Seorang “guru” pernah
menceritakan kisah pasien beliau yang melakukan “tentamen suicide” hanya
karena tidak dilulus UMPTN, setelah ditelaah lebih lanjut si anak ternyata
tidak pernah mengecap gagal sebelumnya. Saat sekolah ia selalu rangking 1,
ditambah harapan orangtuanya yang terlalu besar membuat si anak merasa
tertekan. Alhasil mentalnya yang ringkih langsung ambruk saat diterpa angin
kegagalan yang bisa dibilang sepoi-sepoi itu (pengalaman pribadi... Gagal masuk FK saat tes PTN berkali-kali, toh masih banyak PTS menanti :)).
Semakin sering kita gagal, semakin
pantas kita untuk berhasil. Tak perlu panjang lebar menceritakan banyaknya
contoh orang-orang sukses setelah mengalami serangkaian kegagalan pahit dan
sekelumit cobaan yang ngejelimet. Jadikanlah mereka sebagai penyemangat kita
ketika dirundung gagal. Sekaranglah saatnya kita menambah daftar panjang mereka
yang meraih sukses setelah gagal, sebab gagal adalah bagian utuh dari sebuah
buku yang berjudul kesuksesan. ^_^
No comments:
Post a Comment