Di
minggu pagi yang cerah tepatnya tanggal 24 Feburuari lalu, Ikatan Alumni Insan
Cendekia Gorontalo (IAICG) JABODETABEK-LN menyelenggarakan sebuah acara
informal dengan konsep sharing dari
alumni untuk alumni.. Acara yang bertempat di aula asrama Gorontalo
Salemba-Jakarta Pusat ini, dilatar belakangi keinginan pengurus untuk
memanfaatkan SDM alumni yang begitu potensial. Seperti diketehui alumni IC
memiliki background disiplin ilmu dan
pengetahuan yang bermacam-macam, tak sedikit dari mereka telah terjun kedunia
kerja yang juga beragam. Acara ini juga dibuat sebagai wadah bagi para alumni untuk
bersinergi positif, membagi informasi, semangat serta ilmu dan pengalaman
berharga mereka.
Pada
pertemuan ini menjadi lebih berkesan dengan hadirnya dua sosok tamu istimewa
yang siap sharing ilmu dan pengalamannya,
di acara yang baru pertama kali diselenggarakan ini. Beliau adalah K’ Rusdin S.
Rauf dan Satrio Adi Wicaksono. Bagi teman-teman yang belum mengenal siapa
beliau berikut profil singkatnya.
Rusdin S Rauf
: Pria asal Luwuk Sulawesi Tengah yang juga ayah dari Rafisqy Raefal ini, merupakan
alumni Insan Cendekian Gorontalo tahun 2004 angkatan ke V. Beliau tercatat
sebagai siswa yang sangat menonjol baik secara akademik maupun kegiatan non
akademik. Tercatat selama 3 tahun berturut-turut beliau selalu meraih peringkat
pertama di kelasnya bahkan umum. Selain itu beliau juga pernah menjabat sebagai
ketua OSIS di kepengurusan tahun 2003-2004. Setelah Gorontalo destinasi beliau
selanjutnya adalah ke ibukota negara, meski sebelumnya sempat mampir sebentar
di Makassar. Kala itu beliau diterima kuliah dibeberapa tempat termasuk di
Universitas Hassanudin, namun dengan berbagai pertimbangan, beliau memutuskan
berkuliah di STIS Jakarta. Sempat mengecap pengalaman bertugas disebuah daerah
terpencil tanpa sinyal dan listrik, beliau akhirnya memutuskkan untuk menjadi
seorang enterpreunership sejati. Saat ini beliau juga serius menekuni hobi
menulisnya dan telah produktif menelurkan 17 karya, salah satunya berjudul Quranic Law of Attraction serta beberapa
karya lain siap terbit yang umumnya bertutur seputar motivasi dan islam.
Satrio Adi Wicaksono
: Pemuda asal Jawa tengah namun lahir dan bermukim di Jakarta ini merupakan
jebolan Insan Cendekia Serpong tahun 2006 angkatan IX. Semasa SMA koleksi
prestasi Io (sapaan akbrabnya) memang sudah sangat banyak. Salah satunya
prestasi skala nasional yang membuatnya nampang di majalah favorit para akhwat,
yakni terpilih menjadi pemenang pertama remaja berprestasi ANNIDA (RBA) dan menang sebagai remaja tekno BPPT di tahun 2005.
Meski sempat dilema memilih melanjutkan kuliah di National University of Singapore (NUS) atau di Wesleyan University, ia akhirnya memilih merantau ke Amerika dengan
berbagai pertimbangan (antara lain luasnya peluang dan kesempatan yang bisa di
dapatnya di negeri Paman Sam tsb). Saat S1 Io mengambil 2 jurusan sekaligus
yakni Teknik Geologi dan Lingkungan serta sempat mengenyam pengalaman sekolah 6
bulan di Australia National University.
Tak hanya berkonsentrasi di dunia akademik, penyuka alat musik gamelan ini juga
pernah mengambil kelas bahasa Arab di Al
Azhar University, dan tercatat sebagai anggota di American Muslim Association (MSA). Saat ini Io tengah berkutat
menyelesaikan pendidikan PhD-nya di Brown
University yang berkonsentrasi mempelajari iklim masa lalu Indonesia.
Diskusi
dengan K’ Rusdin dan Io hari itu berlangsung dalam suasana hangat dan
kekeluargaan. Keduanya tak segan berbagi
cerita seputar pengalamannya saat berkuliah dan memasuki dunia kerja. Peserta
juga tampak antusias untuk menggali berbagai ilmu dari narasumber. Keduanya pun
secara gamblang menjawab pertanyaan audiens baik tentang dunia perkuliahan,
tips dan trik berburu beasiswa hingga pengalaman keduanya dinegeri rantau yang dihiasi
warna warni kehidupan.
Tak
terasa hampir 2 jam diskusi berlangsung dan adzan Dzuhur telah berkumandang, wangi makan siang juga membuat perut peserta
keroncongan. Hidangan makanan khas Gorontalo telah tersaji manis, kemudian acara
ditutup dan dilanjutkan dengan isomah dan makan siang bersama. Io yang tadi
sempat menolak makan karena memiliki janji makan siang dengan temannya akhirnya
tergoda juga mencicipi “Binte Biluhuta” yang terkenal yummy. Akhirnya kami panitia acara beserta jajaran pengurus IAICG
JABODETABEK-LN mengacapkan banyak terimakasih untuk teman-teman yang sudah
menyempatkan hadir dan sharing bersama kami, teristimewa kepada K’ Rusdin dan Io
yang sudah mau memenuhi undangan kami yang terbilang sangat sederhana ini. Insya
Allah kedepannya acara serupa dapat rutin diadakan dan menjadi tempat untuk
memperkaya ilmu dan pengalaman serta mempererat ikatan ukhuwah islamiyah kita.
Penulis
: Sisca Agustia Olii (Alumni ICG tahun 2006 angkatan VII, Korbid Inovasi dan
Pengabdian)
Ditulis : 28 Februari 2013
Ditulis : 28 Februari 2013
No comments:
Post a Comment